Thursday, July 22, 2004
Terima kasih untuk kunjungan Anda
dan selamat datang di situs blog Epistoholik Indonesia
STOP PRESS :
Majalah Intisari edisi Juli 2004 telah memprofilkan dua epistoholik. Yaitu, Gandhi Sukardi (71), mantan wartawan kantor berita Antara dan ayah dari Menteri BUMN Laksamana Sukardi, pemegang rekor Muri menulis surat-surat pembaca di surat kabar The Jakarta Post, dan Bambang Haryanto (51), pencetus Epistoholik Indonesia
PENTING :
Untuk tampilan template baru dari situs ini,
silakan Anda mengunjungi dengan mengklik :
Epistoholik Indonesia.
Terima kasih untuk perhatian Anda !
Perkenalkan, Epistoholik Indonesia (EI) digagas sebagai komunitas dan wahana jaringan antarpenulis surat-surat pembaca se-Indonesia.
Visi dan Misi Epistoholik Indonesia.
Melalui wahana ini antarpenulis surat pembaca dapat saling mengenal, kemudian dalam semangat asah-asih-asuh saling menyemangati sesamanya untuk menghasilkan karya surat-surat pembaca yang kritis dan bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui media berbasis Internet ini, selain untuk mendokumentasikan karya surat-surat pembaca warga EI, juga diharapkan dapat menjadi sumber ilham atau rujukan bagi para penulis surat pembaca generasi berikutnya.
Secara tidak langsung pula, warga Epistoholik Indonesia ikut bersama mendorong dan mempromosikan menulis, aktivitas melahirkan gagasan dalam bentuk tertulis, sebagai salah satu media pembelajaran seumur hidup bagi setiap insan.
Secara spesifik, mengingat kebanyakan para penulis surat pembaca adalah warga senior (pensiunan), maka dengan sarana Internet seperti ini berpeluang dibukakan interaksi lintas generasi. Sehingga perbendaharaan dan pengalaman hidup yang kaya dari para generasi senior itu terbuka untuk didialogkan dengan generasi yang lebih muda, juga dalam suasana dan semangat asah-asih-asuh.
Epistoholik Indonesia terbuka untuk siapa saja yang berkehendak secara tulus memberikan sumbangsih guna semakin memperkaya wawasan, pengetahuan dan keterampilan semua warga Epistoholik Indonesia.
Pencetus Epistoholik Indonesia :
Bambang Haryanto (51), penulis surat pembaca sejak tahun 1973.
Warga Wonogiri, Jawa Tengah
Istilah “epistoholik” diperoleh dari majalah TIME (6 April1992) yang menjuluki Anthony Parakal (72 tahun), warga Evershine Nagar, Mumbay, India, karena prestasi hebatnya dengan menulis surat pembaca di pelbagai surat kabar dunia sebanyak 5.000 surat berbahasa Inggris. Parakal telah menulis surat-surat pembaca sejak tahun 1955. Istilah itu merupakan paduan dari kata “epistle”, yang berarti surat dan imbuhan “oholic” yang berarti kecanduan.
Kilas Balik Epistoholik Indonesia.
Hari Kamis, 22 Juli 2004, saya (Bambang Haryanto) membuka-buka catatan harian saya. Tercatat bahwa pada hari Jumat, 10 April 1992, saya yang saat itu berdomisili di Jakarta, mengunjungi Perpustakaan American Cultural Centre (ACC) yang terletak di Wisma Metropolitan II, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.
Saya memang secara rutin berkunjung ke perpustakaan ACC ini, dan saat itu ketika membaca-baca aneka majalah, saya tertarik pada paparan majalah TIME (6/4/1992) mengenai sosok tokoh penulis surat pembaca asal India, Anthony Parakal. Artikel menarik itu lalu saya fotokopi. Sayang sekali, fotokopi itu saat ini tak lagi saya punyai. Tetapi yang pasti, peristiwa ini telah saya catat dalam buku harian saya. Sejarah kecil EI itu pun bergulir.
Pada hari Rabu, 22 April 1992, karena kebelet ingin menularkan sosok Anthony Parakal itu, saya telah mengirimkan surat dan fotokopi kisahnya di majalah TIME itu kepada 3 (tiga) orang yang sering namanya saya jumpai dalam kolom surat pembaca. Mereka adalah : (1) Bapak Soeroyo (Solo), Haji G. Malikmass (Jakarta) dan Lucas Sumanto (Jakarta).
Suatu kebetulan sejarah, atau takdir mungkin, baru sebelas tahun kemudian saya mengirim surat kembali mencoba mengenalkan bab Epistoholik Indonesia kepada Bapak Soeroyo (Solo). Saat tahun 1992, memang tak ada balasan dari beliau. Tetapi tahun 2003, beliau membalas dan berkenan bergabung dalam EI. Bahkan bulan Desember 2003, beliau mendapat penghargaan dari Republik Aeng-Aeng karena selama tahun 2003 telah menciptakan rekor, menulis 39 surat pembaca sepanjang tahun di Harian Solopos (Solo). Dalam acara penyerahan piagam di Balai Soedjatmoko, Solo, saya bisa bertemu muka dengan Pak Soeroyo, walau kontak 22 April 1992 itu sama-sama tidak kita sadari saat itu.
Pada hari Sabtu, 25 April 1992, surat dan fotokopi kisdah Anthony Parakal itu saya kirimkan kepada Bapak dr. Willie Japaris (Jakarta). Esoknya, 26 April 1992, kepada Bapak Drs. Sunarto Prawirosujanto (Jakarta) dan Ir. Bambang Hesti (Semarang). Bahkan pada hari Kamis, 30 April 1992, saya kirimkan surat mempromosikan epistoholiknya Pak Anthony Parakal itu kepada bintang film/sutradara yang kini jadi politisi : Sophan Sophiaan. Hari Jumat, 1 Mei 1992, ketika main ke Toko Buku Rawamangun, saya menemukan majalah TIME (4 Mei 1992) yang kembali memuat beragam komentar pembaca mengenai Anthony Parakal. Artikel ini tidak saya fotokopi dan saat ini saya tidak ingat apa isi informasinya.
Esai Epistoholica. Dunia kepenulisan surat-surat pembaca dapat membiaskan beragam warna-warni. Bagi penulisnya, pembaca, pengelola media dan juga masyarakat luas. Dalam segmen ini disajikan tulisan-tulisan ringan, seputar pergulatan dan perjalanan gagasan dan cita-cita warga komunitas Epistoholik Indonesia.
Lebih lengkapnya
silakan klik :
Esai Epistoholica
Warga Epistoholik Indonesia :
ANDREAS ADHY ARYANTO, PURWODADI* ASRIE M. IMAN, JAKARTA * DARMAWAN SOETJIPTO, JAKARTA * DIONYSIUS DESEMBRIARTO, YOGYAKARTA.* DJOKO WIDODO, BANDUNG * F. PUDIYANTO SURADIBROTO,JAKARTA * F.S. HARTONO, YOGYAKARTA* FX TRYAS HADI PRIHANTORO, SOLO*
Lebih lengkapnya
silakan klik :
Episto ergo sum
Bunga rampai pendapat para pembaca, wartawan, pengarang, mau pun penulis surat pembaca mengenai surat pembaca : ANTHONY PARAKAL (72 tahun), Evershine Nagar, Mumbay, India * A. BIMO WIJOSENO, Jakarta * HERMAN TONY, Yogyakarta * LASMA SIREGAR, Melbourne, Australia * MUTI SIAHAAN, Jakarta * OEY TJONG HOO, Kutoarjo * ROSITA SIHOMBING, Paris, Perancis * SOEROYO, Solo * SUSANNA TAMARO, dalam novelnya Pergilah Kemana Hati Membawamu (Va’ Dove Ti Porte Il Cuore).
Lebih seru silakan klik :
Serba Serbi Surat Pembaca
Kontak dan saran :
Bambang Haryanto
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri 57612
Jawa Tengah - Indonesia
E-mail :epsia@plasa.com
dan selamat datang di situs blog Epistoholik Indonesia
STOP PRESS :
Majalah Intisari edisi Juli 2004 telah memprofilkan dua epistoholik. Yaitu, Gandhi Sukardi (71), mantan wartawan kantor berita Antara dan ayah dari Menteri BUMN Laksamana Sukardi, pemegang rekor Muri menulis surat-surat pembaca di surat kabar The Jakarta Post, dan Bambang Haryanto (51), pencetus Epistoholik Indonesia
PENTING :
Untuk tampilan template baru dari situs ini,
silakan Anda mengunjungi dengan mengklik :
Epistoholik Indonesia.
Terima kasih untuk perhatian Anda !
Perkenalkan, Epistoholik Indonesia (EI) digagas sebagai komunitas dan wahana jaringan antarpenulis surat-surat pembaca se-Indonesia.
Visi dan Misi Epistoholik Indonesia.
Melalui wahana ini antarpenulis surat pembaca dapat saling mengenal, kemudian dalam semangat asah-asih-asuh saling menyemangati sesamanya untuk menghasilkan karya surat-surat pembaca yang kritis dan bermanfaat bagi masyarakat.
Melalui media berbasis Internet ini, selain untuk mendokumentasikan karya surat-surat pembaca warga EI, juga diharapkan dapat menjadi sumber ilham atau rujukan bagi para penulis surat pembaca generasi berikutnya.
Secara tidak langsung pula, warga Epistoholik Indonesia ikut bersama mendorong dan mempromosikan menulis, aktivitas melahirkan gagasan dalam bentuk tertulis, sebagai salah satu media pembelajaran seumur hidup bagi setiap insan.
Secara spesifik, mengingat kebanyakan para penulis surat pembaca adalah warga senior (pensiunan), maka dengan sarana Internet seperti ini berpeluang dibukakan interaksi lintas generasi. Sehingga perbendaharaan dan pengalaman hidup yang kaya dari para generasi senior itu terbuka untuk didialogkan dengan generasi yang lebih muda, juga dalam suasana dan semangat asah-asih-asuh.
Epistoholik Indonesia terbuka untuk siapa saja yang berkehendak secara tulus memberikan sumbangsih guna semakin memperkaya wawasan, pengetahuan dan keterampilan semua warga Epistoholik Indonesia.
Pencetus Epistoholik Indonesia :
Bambang Haryanto (51), penulis surat pembaca sejak tahun 1973.
Warga Wonogiri, Jawa Tengah
Istilah “epistoholik” diperoleh dari majalah TIME (6 April1992) yang menjuluki Anthony Parakal (72 tahun), warga Evershine Nagar, Mumbay, India, karena prestasi hebatnya dengan menulis surat pembaca di pelbagai surat kabar dunia sebanyak 5.000 surat berbahasa Inggris. Parakal telah menulis surat-surat pembaca sejak tahun 1955. Istilah itu merupakan paduan dari kata “epistle”, yang berarti surat dan imbuhan “oholic” yang berarti kecanduan.
Kilas Balik Epistoholik Indonesia.
Hari Kamis, 22 Juli 2004, saya (Bambang Haryanto) membuka-buka catatan harian saya. Tercatat bahwa pada hari Jumat, 10 April 1992, saya yang saat itu berdomisili di Jakarta, mengunjungi Perpustakaan American Cultural Centre (ACC) yang terletak di Wisma Metropolitan II, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta.
Saya memang secara rutin berkunjung ke perpustakaan ACC ini, dan saat itu ketika membaca-baca aneka majalah, saya tertarik pada paparan majalah TIME (6/4/1992) mengenai sosok tokoh penulis surat pembaca asal India, Anthony Parakal. Artikel menarik itu lalu saya fotokopi. Sayang sekali, fotokopi itu saat ini tak lagi saya punyai. Tetapi yang pasti, peristiwa ini telah saya catat dalam buku harian saya. Sejarah kecil EI itu pun bergulir.
Pada hari Rabu, 22 April 1992, karena kebelet ingin menularkan sosok Anthony Parakal itu, saya telah mengirimkan surat dan fotokopi kisahnya di majalah TIME itu kepada 3 (tiga) orang yang sering namanya saya jumpai dalam kolom surat pembaca. Mereka adalah : (1) Bapak Soeroyo (Solo), Haji G. Malikmass (Jakarta) dan Lucas Sumanto (Jakarta).
Suatu kebetulan sejarah, atau takdir mungkin, baru sebelas tahun kemudian saya mengirim surat kembali mencoba mengenalkan bab Epistoholik Indonesia kepada Bapak Soeroyo (Solo). Saat tahun 1992, memang tak ada balasan dari beliau. Tetapi tahun 2003, beliau membalas dan berkenan bergabung dalam EI. Bahkan bulan Desember 2003, beliau mendapat penghargaan dari Republik Aeng-Aeng karena selama tahun 2003 telah menciptakan rekor, menulis 39 surat pembaca sepanjang tahun di Harian Solopos (Solo). Dalam acara penyerahan piagam di Balai Soedjatmoko, Solo, saya bisa bertemu muka dengan Pak Soeroyo, walau kontak 22 April 1992 itu sama-sama tidak kita sadari saat itu.
Pada hari Sabtu, 25 April 1992, surat dan fotokopi kisdah Anthony Parakal itu saya kirimkan kepada Bapak dr. Willie Japaris (Jakarta). Esoknya, 26 April 1992, kepada Bapak Drs. Sunarto Prawirosujanto (Jakarta) dan Ir. Bambang Hesti (Semarang). Bahkan pada hari Kamis, 30 April 1992, saya kirimkan surat mempromosikan epistoholiknya Pak Anthony Parakal itu kepada bintang film/sutradara yang kini jadi politisi : Sophan Sophiaan. Hari Jumat, 1 Mei 1992, ketika main ke Toko Buku Rawamangun, saya menemukan majalah TIME (4 Mei 1992) yang kembali memuat beragam komentar pembaca mengenai Anthony Parakal. Artikel ini tidak saya fotokopi dan saat ini saya tidak ingat apa isi informasinya.
Esai Epistoholica. Dunia kepenulisan surat-surat pembaca dapat membiaskan beragam warna-warni. Bagi penulisnya, pembaca, pengelola media dan juga masyarakat luas. Dalam segmen ini disajikan tulisan-tulisan ringan, seputar pergulatan dan perjalanan gagasan dan cita-cita warga komunitas Epistoholik Indonesia.
Lebih lengkapnya
silakan klik :
Esai Epistoholica
Warga Epistoholik Indonesia :
ANDREAS ADHY ARYANTO, PURWODADI* ASRIE M. IMAN, JAKARTA * DARMAWAN SOETJIPTO, JAKARTA * DIONYSIUS DESEMBRIARTO, YOGYAKARTA.* DJOKO WIDODO, BANDUNG * F. PUDIYANTO SURADIBROTO,JAKARTA * F.S. HARTONO, YOGYAKARTA* FX TRYAS HADI PRIHANTORO, SOLO*
Lebih lengkapnya
silakan klik :
Episto ergo sum
Bunga rampai pendapat para pembaca, wartawan, pengarang, mau pun penulis surat pembaca mengenai surat pembaca : ANTHONY PARAKAL (72 tahun), Evershine Nagar, Mumbay, India * A. BIMO WIJOSENO, Jakarta * HERMAN TONY, Yogyakarta * LASMA SIREGAR, Melbourne, Australia * MUTI SIAHAAN, Jakarta * OEY TJONG HOO, Kutoarjo * ROSITA SIHOMBING, Paris, Perancis * SOEROYO, Solo * SUSANNA TAMARO, dalam novelnya Pergilah Kemana Hati Membawamu (Va’ Dove Ti Porte Il Cuore).
Lebih seru silakan klik :
Serba Serbi Surat Pembaca
Kontak dan saran :
Bambang Haryanto
Jl. Kajen Timur 72 Wonogiri 57612
Jawa Tengah - Indonesia
E-mail :epsia@plasa.com